Rabu, 16 Januari 2013

Laporan Multiplekser sebagai Pengaman


A.    TUJUAN
Tujuan dari pembuatan alat ini adalah :
1.      Membuat sistem pengaman dari multiplekser
2.      Membuktikan diagram kebenaran multiplekser dengan menggunakan IC 74153
3.      Mengaplikasikan sistem pengaman pada motor


B.     RANGKAIAN DAN DAFTAR ALAT
Rangkaian project

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
1.      PCB                           : 1 buah
2.      LED                           :8 buah
3.      Saklar putar                :1 buah
4.      Saklar geser                :4 buah
5.      IC DM74153N          :1 buah
6.      Resistor 330 ohm       :8 buah
7.      IC ULN 2003                        : 1 buah
8.      Kabel jumper              : secukupnya
9.      Tamia full set             :1 buah
10.  Baterai 9 volt             : 2 buah
11.  Plat plastik                 : secukupnya
12.  Port out                      : 1 buah

C.     ULASAN CARA KERJA RANGKAIAN
Dalam alat ini ada lima keadaan yaitu
1.      Keadaan pertama
-          A, B, G dalam keadaan LOW dengan indikasi LED mati.
-          Saklar putar dikondisikan pada posisi IC0
2.      Keadaan kedua
-          A dalam keadaan HIGH, dan B,G dalam keadaan LOW
-          Saklar putar dikondisikan pada posisi IC1
3.      Keadaan ketiga
-          B dalam keadaan HIGH, A, G dalam keadaan LOW
-          Saklar putar dikondisikan pada IC2
4.      Keadaan keempat
-          A, B dalam keadaan HIGH dan G dalam keadaan LOW
-          Saklar putar dikondisikan pada IC3
5.      Keadaan kelima
-          A, B dalam keadaan LOW, G dalam keadaan HIGH
-          Saklar putar dikondisikan pada IC0

D.    PROSEDUR PENGUJIAN ALAT
Pada pengujian alat ini, langkah – langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.      Menghubungkan rangkaian ke Catu Daya dengan tegangan masukannya 9 Volt
2.      Tegangan masuk IC Regulator sehingga keluarannya stabil sebesar 5 Volt
3.      Masukan menuju inputan IC
4.      Out put dari IC 74153 dihubungkan ke inputan IC ULN 2003
5.      Kemudian Out put dari IC ULN 2003 dihungkan ke dinamo motor
6.      Menghubungkan IC0-IC3 ke saklar putar
7.      Mengeset A, B, G dalam dua kondisi yaitu LOW atau HIGH menggunakan saklar geser
8.      Mengeset  saklar putar sesuai dengan kodisi A dan B

E.     DATA PENGUJIAN ALAT
No.
Select Input
Data Input
Stobe
Out Put
A
B
IC0
IC1
IC2
IC3
1.
0 V
0 V
4.8 V
0 V
0 V
1.63 V
0 V
IC0
2.
4.9 V
0 V
1.74 V
4.9 V
1.7 V
1.69 V
0 V
IC1
3.
64.3 m V
4.9 V
1.72 V
1.69 V
4.86 V
1.6 V
0 V
IC2
4.
4.9 V
4.9 V
1.8 V
1.8 V
1.79 V
4.9 V
0 V
1C3
5.
0.7 mV
1.5  V
4.96 V
1.68 V
1.67 V
1.65 V
4.96 V
0.92 V
6.
4.95 V
3 mV
1.75 V
4.9 V
1.72 V
1.72 V
4.96 V
1 V
7.
3.7 mV
4.96 V
1.76 V
1.7 V
4.7 V
1.73 V
4.96 V
1,01 V

F.      PEMBAHASAN
Pada pembuatan multiplekser sebagai sistem pengunci pada motor, yaitu mengaplikasikan IC DM74153N untuk sistem pengunci. Masukan berupa catu daya sebesar 9 volt dan menggunakan IC regulator, yang berfungsi sebagai penstabil tegangan masukanny sehinggaa teganygan yang di hasilkan adalah 5 volt, karena IC 74153 merupakan IC TTL yang hanya bekerja pada tegangan masukan sebesar 5 Volt. Masukan dihubungkan ke pin 16 sebagai masukan IC. Untuk IC0, IC1, IC2, IC3 dihubungkan ke saklar putar, dan Out put IC dihungkan ke inputan IC ULN 2003 yang kemudian dihubungkan pada dinamo. Setelah itu, kita dapat menset masukan A, B, dan strobe dari luar, dengan saklar geser. Ketika A, B dan G dalam keadan LOW atau tegangannya adalah 0 Volt, maka keluarannya pada IC0, sehingga kita arahkan keluaran saklar putar ke IC0 keluaran sebesar 4.8 Volt, dengan demikian sehingga motor dapat bergerak (ban tamia bergerak). Ketika keadaan ini, jika saklar putar tidak pada posisi IC0, atau dalam artian posisi IC1, IC2 dan IC3 maka motor tidak akan bergerak. Hal ini sesuai dengan tabel kebenaran Multiplekser sebagai sistem pengunci.
Untuk keadaan kedua yaitu A dalam keadaan High sebesar 4.9 Volt dan B serta G dalam keadaan LOW, maka keluarannya adalah pada IC1 yaitu sebesar 4.9 Volt, sehingga motor akan bergerak jika saklar putar keluarannya kita arahkan pada IC1. Ketika saklar putar tidak mengarah pada IC1, maka motor tidak bergerak. Hal ini sesuai dengan tabel kebenaran Multiplekser sebagai sistem pengunci.
Untuk keadaan ketiga yaitu B dalam keadaan High sebesar 4.9 Volt dan A, G dalam keadaan LOW. Maka keluaran yang aktif adalah IC2, sehingga kita arahkan saklar putar ke keluaran IC2 yaitu sebesar 4.86 Volt dan motor nya akan bergerak. Jika kita tidak mengarahkan saklar putar ke IC2 maka motor akan tetap diam. Hal ini sesuai dengan tabel kebenaran multiplekser sebagai sitem pengunci.
Pada keadaan ke empat yaitu A dan B dalam keadaan HIGH yaitu masing-masing sebesar 4.9 Volt. Dan Stobe dalam keadaan LOW, sehingga saklar putar kita arahkan pada IC3 dan tegangannya sebesar 4.9 Volt. Ketika saklar putar diarahkan selain IC3 maka motor tidak bergerak.
Untuk keadaan kelima yaitu A, B LOW dan Strobe dalam keadaan HIGH, maka tidak ada keluaran, dalam artian motor tidak bergerak. Hal ini di sebabkan, jika strobe dalam keadan HIGH maka multiplekser dalam keadaan disible.
Untuk keadaan A, G High dan B LOW, dan B, G High dan B strobe. Keadaan ini sama dengan keadaan sebelunya yaitu tidak ada keluaran dalam arti motor tidak akan menyala.
Tabel kebenaran multiplekser
INPUT
OUT PUT
Keterangan
A
B
G
L
L
L
IC0
unsible
H
L
L
IC1
unsible
L
H
L
IC2
unsible
H
H
L
IC3
unsible
L
L
H
0
disible

Untuk praktikunm alat ini sudah sesuai dengan tabel kebenaran dari multiplekser. Sehingga alat ini sudah sesuai dengan pengoperasian multiplekser.

G.    KESIMPULAN
Simpulan dari pembahasan di atas adalah
1.      Di hasilkan alat pengunci motor dengan aplikasi multiplekser
2.      Alat ini sudah sesuai dengan tabel kebenaran multiplekser
3.      Multiplekser dapat di aplikasikan untuk sistem pengunci pada motor
H.    LAMPIRAN
1.      Foto-foto kegiatan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan baik dan bijak