Rabu, 16 Januari 2013

Laporan Sifat Reflektifitas Batuan


A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan kita bisa mendapatkan beberapa hal, yaitu:
1.      mengetahui konstanta reflektivitas batuan
2.      memahami factor yang mempengaruhi nilai konstanta revlektivitas batuan


B. DASAR TEORI
Refleksi atau pemantulan adalah peristiwa memantulnya suatu gelombang cahaya karena mengenai permukaan benda. Sedangkan daya reflektivitas adalah kemampuan suatu benda untuk memantulkan gelombang cahaya. Setiap benda mempunyai kemampuan yang berbeda untuk memantulkan gelombang cahaya. cermin adalah benda yang mepunyai daya reflektivitas tinggi, sementar kaca mempunyai daya pantul yang sangat kecil sehingga tampak transparan. besar daya reflektivitas terhadap suatu gelombang cahaya adalah konstan untuk semua nilai intensitas. Jadi besar daya reflektivitas dapat dinyatakan dengan besar konstanta reflektivitas atau reflektansi.
Pada dasarnya setiap benda memiliki sifat terhadap gelombang elektromagnetik yaitu menyerap(absorption), memantulkan(reflection), dan meneruskan(refraction) gelombang tersebut. setiap benda akan menyerap gelombang elektromagnetik pada frekuensi tertentu, ada yang pada frekuensi infra merah, cahaya tampak, dan ultra ungu. sementara untuk gelombang yang mempunyai frekuensi lain akan dipantulkan atau diteruskan oleh benda tersebut. Oleh karena itu setiap benda memiliki daya serap, pantul, maupun daya bias yang berbeda. sebagai contoh misalnya kaca, kaca memiliki daya bias yang besar terhadap cahaya tampak tapi daya serap dan daya pantulnya teramat kecil sehingga kaca tampak transparan karena dia menyerap infra merah yang tidak terlihat. sementara untuk benda yang memiliki warna dia menyerap keseluruhan atau sebagian gelombang cahaya tampak. Itulah sebabnya kita bisa mengesankan berbagai warna pada benda.
mineral penyusun batuan sangat mempengaruhi besar konstanta reflektivitas batuan. mineral digolongkan dalam dua kelompok, yaitu golongan logam(metallic) dan non-logam(non-metallic). batuan kuarsa adalah contoh dari mineral non-logam, sementara mineral pirit(pyrites) termasuk dalam mineral logam. beberapa mineral yang mempunyai kilauan yang berasal dari unsure non-logam adalah kuarsa, silky(berserat), permata, dan lain-lain.
demikian pula untuk batuan, batuan memiliki daya pantul, daya serap, maupun daya bias  yang nilainya tertentu. berbagai jenis batuan yang ada di alam memiliki warna, bentuk, dan bahan penyusun yang bermacam-macam. Hal itu akan menyebabkan daya reflektansi batuan berbeda untuk tiap batuan.
pengukuran  daya  reflektivitas  batuan  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  alat pengukur kuat penerangan(luxmeter), yaitu dengan membandingkan iluminasi yang dibaca dengan  reflector  dan tanpa reflector. Reflector  yang digunakan adalah batu yang telah di haluskan  permukaannya. Atau  secara  matematis  besarnya  konstanta  reflektivitas  dapat dinyatakan sebagai:
Kerena  maka
Dimana:   K : konstanta reflektivitas
               : intensitas cahaya dengan reflektor()
             : intensitas cahaya tanpa reflektor()
               : iluminasi dengan reflektor (lux)
                  iluminasi tanpa reflektor (lux)

C. Alat dan Bahan
1. Batu
2. Amplas (ukuran 100 P CW dan 1000)
3. Gerinda (pemotong batu)
4. Alas percobaan (kertas / papan / kardus)
5. Penggaris
6. Senter (sumber cahaya)
7. Lux meter

D. Langkah Percobaan
1.   Memotong batu menjadi bentuk balok (bentuk lain yang mudah untuk percobaan ) dengan gerinda
2.   Menempelkan amplas ukuran 100 pada permukaan cakram gerinda
3.   Menghaluskan permukaan batu dengan menempelkannya pada permukaan gerinda yang beramplas
4.   Mencuci batu
5.   Mengamplas permukaan batu dengan amplas ukuran 1000 dalam kondisi basah
6.   Mencuci batu lalu menjemurnya hingga kering
7.   Mengukur Intensitas sumber cahaya tanpa reflektor (batu) pada jarak 4, 6,  8, 10, 12, 14, 18, 20 cm dari lux meter
8.   Membuat alas percobaan
9.   Meletakkan batu pada posisi B, sumber cahaya pada posisi A dan lux meter pada posisi C
10. Menyalakan sumber cahaya dengan jarak antara sumber cahaya dengan batu 2 cm (Rs) pada posisi A
11. Meletakkan lux meter  dengan jarak antara lux meter dengan batu 2 cm (Rl) pada posisi C
12. Membatasi antara posisi A dan B dengan penyekat (agar sumber cahaya tidak mengenai langsung ke lux meter)
13. Mengulangi percobaan piont 10 dan  11 dengan jarak masing-masing 3 – 10 cm (sehingga didapatkan jarak total Rs + Rl  senilai 4-20 cm dengan kelipatan 2 cm )
14. Menulis data percobaan pada dara percobaan



Ø  Mengukur intensitas cahaya tanpa reflektor
    
    

                                                                                                                    

                                   
                
Ø  Alas percobaan













                                                                                                    
E. Data Percobaan
1. Data kuat penerangan tanpa reflektor (batu)
Rs + Rl  (cm)
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Kuat penerangan (lux)
128
65
41
28
24
18
13
11
9
Tabel 1(table data kuat penerangan tanpa reflector)
2.      Data kuat penerangan dengan reflektor (batu)


Rs + Rl  (cm)
Kuat Penerangan (lux)
Sedimen
Marmer
putih
Basalt
Andesit
Marmer
merah
Sedimen (gamping
Basalt
Andesit
4
23
26
10
10
26
14
12
12
6
20
21
7
8
16
10
9
10
8
12
12
4
7
10
6
5
7
10
7
8
3
5
7
4
3
4
12
6
6
2
4
4
3
3
3
14
4
4
2
3
3
2
2
2
16
3
3
2
2
2
2
2
2
18*
2-1
2-1
2-1
2-1
2-1
2-1
2-1
2-1
20*
2-1
2-1
1
2-1
2-1
1
1
1

Tabel 2(tebel data kuat penerangan dengan reflektor)
Tanda (*) berarti nilai kuat penerangan pada jarak total 18 dan 20 merupakan nilai kuat penerangan background (nilai yang ditunjukkan pada lux meter pada ruang percobaan saat sumber cahaya di nyalakan tetapi luxmeter tidak diarahkan langsung ke sumber cahaya).



F. ANALISIS DATA
Setiap benda memiliki konstanta reflektivitas yang besarnya bervariasi begitu pula untuk batuan, memiliki nilai konstanta reflektivitas tertentu. kita dapat mengukur konstanta reflektivitas batuan dengan menggunakan alat luxmeter. Konstanta reflektivitas benda dapat di rumuskan dengan persamaan:
Kerena  maka
Dimana: K: konstanta reflektivitas
        :intensitas cahaya dengan reflektor()
        : intensitas cahaya tanpa reflektor()
        : iluminasi dengan reflektor (lux)
        iluminasi tanpa reflektor (lux)
Dalam percobaan digunakan lux meter yang berarti yang diukur dalam percobaan ini adalah intensitas penerangan. dari perumusan tampak bahwa nilai intensitas cahaya sebanding dengan intensitas penerangan maka besarnya konstanta revlektivitas bisa didapatkan dengan mengukur kuat penerangannya.
Tabel data Konstanta reflektivitas batu
Tabel 3(konstanta reflektivitas batuan)
Jarak (cm)
Konstanta reflektivitas
Sedimen
Marmer putih
Basalt
Andesit
Marmer merah
Sedimen (gamping)
Basalt
Andesit
4
0.179
0.03
0.078
0.078
0.203
0.109
0.09
0.09
6
0.308
0.323
0.108
0.123
0.246
0.154
0.138
0.154
8
0.293
0.293
0.098
0.171
0.244
0.146
0.122
0.171
10
0.25
0.286
0.107
0.178
0.25
0.143
0.107
0.143
12
0.25
0.25
0.083
0.167
0.167
0.125
0.125
0.125
14
0.22
0.25
0.111
0.167
0.167
0.111
0.111
0.111
16
0.231
0.231
0.154
0.154
0.154
0.154
0.154
0.154
18*
0.182
0.182
0.091
0.182
0.182
0.182
0.182
0.182
20*
0.22
0.222
0.111
0.111
0.222
0.111
0.111
0.111
0.247
0.262
0.106
0.148
0.204
0.134
0.121
0.135



Ø  Grafik hubungan antara jarak total dengan kuat penerangan tanpa reflektor (batu)













Ø Grafik hubungan antara jarak total dengan kuat penerangan dengan reflektor (batu)


04
22
20
18
16
14
12
10
08
06
02





G. PEMBAHASAN
       Dalam percobaan pengukuran reflektivitas batuan ini digunakan beberapa jenis batuan yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan untuk memperoleh atau mengetahui bahwa setiap jenis batuan memiliki konstanta reflektivitas yang berbeda. Jenis batuan yang digunakan terdiri dari batu beku, sedimen dan batuan metamorf.                                                   Dari hasil percobaan yang telah dilakukan tampak perbedaan yang amat besar antara batuan metamorf, beku dan sedimen. iluminasi yang ditangkap ketika menggunakan reflector batuan jenis metamorf lebih besar daripada jenis yang lain. Hal ini dimungkinkan karena batuan metamorf telah mengalami pemanasan dan pressure pada saat terbentuk sehingga molekul penyusunnya amat rapat. Selain itu yang digunakan dalam percobaan ini batuan metamorf yang terbentuk dari batu kapur yang mengalami metamorfisis sehingga menambah daya reflektivitasnya.                                                                                                         Batuan sedimen memiliki daya reflektivitas yang sedikit lebih kecil dari batuan metamorf  dan lebih tinggi dari batuan beku(hal ini dapat kita lihat pada grafik 4.2). Batuan yang digunakan adalah batuan sedimen yang memiliki kerapatan amat tinggi sehingga mengurangi daya serap batuan tersebut. Dan juga bahan pengusun yang terdiri dari mineral-mineral yang memiliki warna yang cukup cerah sehingga daya reflektivitasnyapun cukup tinggi. Untuk batuan beku daya reflektifitasnya adalah yang paling rendah dibanding jenis yang lain. Pembentukan batuan yang berasal dari lava yang mengalami pendinginan secara cepat mengakibatkan susunan molekul antar molekul menjadi renggang. Bahan penyusun batuan beku yang sebagian besar adalah silicon yang berwarna hitam sangat berpengaruh pada besar daya reflektansinya. Secara kasat mata tampak bahwa penyusun batuan yang digunakan berwarna gelap sehingga daya serap cahayanya tinggi.                                                                                                                         Dari semua jenis batuan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batuan yang memiliki warna yang cerah. Oleh karena itu nilai yang didapatkan dalam percobaan cukup besar. sebenarnya di alam sendiri ada banyak sekali jenis batuan yang mempunyai warna berbeda-beda. namun yang digunakan disini adalah yang memiliki tingkat kecerahan yang tinggi karena batuan jenis ini sering digunakan.
H. KESIMPULAN
Dari percobaan pengukuran reflektivitas batuan ini dapat kita simpulan beberapa hal sebagai berikut:
1.      batuan metamorf memiliki daya reflektivitas yang paling tinggi dibanding jenis lain
2.      batuan sedimen memiliki daya reflektivitas lebih tinggi dari batuan beku dan lebih rendah dari batuan metamorf
3.      batuan beku memiliki daya reflektivitas yang paling rendah disbanding jenis lainnya
4.      sifat reflektivitas batuan dipengaruhi oleh proses pembentukan batuan, dan bahan penyusunnya.

DAFTAR PUSTAKA
Wilsen Richard. 2010. Mineral And Rocks. Denmark:Universitas Aarhus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan baik dan bijak