BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Bentuk permukaan bumi yang kita
lihat sekarang merupakan hasil dari suatu proses geologi sebagai tenaga endogen
dan pengaruh faktor cuaca sebagai tenaga eksogen yang menyebabkan batuan
mengalami proses pelapukan.
Dengan demikian daerah yang telah terangkat akan
mengalami proses denudasi sehingga terbentuk bukit-bukit dan daratan
(peneplain), proses pengangkatan dan patahan akan menimbulkan zona-zona lemah
sehingga akan terbentuk lembah-lembah sungai dan penerobosan magma ke permukaan
dalam bentuk kegiatan vulkanisme yang menghasilkan batuan vulkanik. Seperti
yang membentuk fisiogarfi Jawa Barat yang memiliki karakteristik geologi
terdiri dari pedataran alluvial, perbukitan lipatan dan gunungapi. Secara
fisiografis terbagi menjadi 4 bagian (van Bemmelen, 1949), yaitu : zona Jakarta
(pantai utara), zona Bogor, zona Bandung, zona pegunungan selatan.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana peta geologi kota Bandung
Selatan ?
2.
Bagaimana struktur geologi kota Bandung
Selatan ?
C. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui peta geologi kota Bandung Selatan.
2. Untuk
mengetahui struktur geologi kota Bandung Selatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PETA
GEOLOGI BANDUNG
Fisiogarfi
Jawa Barat yang memiliki karakteristik geologi terdiri dari pedataran alluvial,
perbukitan lipatan dan gunungapi. Secara fisiografi terbagi menjadi 4 bagian
(van Bemmelen, 1949), yaitu : zona Jakarta (pantai utara), zona Bogor, zona
Bandung, zona pegunungan selatan. Zona Bandung merupakan daerah gunung api,
zona ini merupakan suatu depresi jika dibanding dengan zona Bogor dan zona Pegunungan
Selatan yang mengapitnya yang terlipat pada zaman tersier. Zona Babdung
sebagian besar terisi oleh endapan vulkanik muda produk dari gunung api di
sekitarnya. Gununa-gunung berapi terletak pada dataran rendah antara kedua zona
itu dan merupakan dua barisan dipinggair Zona Bandung pada perbatasan zona
Bogor dan zona Pegunungan Selatan. Walaupun zona bandung merupakan suatu
depresi, ketinggiannya masih cukup besar , misalnya depresi Bandung dengan
ketinggian 650-700 m dpl.
Zona Bandung sebagian terisi oleh
endapan-endapan alluvial dan vulkanik muda (kwarter), tetapi di beberapa tempat
merupakan campuran endapan tertier dan kwarter. Pegunungan tertier itu adalah:
1.
Pegunungan Bayah (Eosen) yang terdiri
atas bagian selatan yang terlipat kuat, bagian tengah terdiri atas batuan
andesit tua (old andesit) dan bagian utara yang merupakan daerah peralihan
dengan zona Bogor
2.
Bukit di lembah Ci Mandiri dekat
Sukabumi, yang terletak pada ketinggian 570-610 m merupakan kelanjutan dari
pegunungan Bayah. Antara Cibadak dan Sukabumi terdapat pungguna-punggung yang
merupakan horst, yang menjulang di aatas endapan vulkanik daerah itu. Di
sebelah timur Sukabumi terdapat dataran Lampegan pada ketinggian 700-750 m,
yang mungkin seumur dengan plateau Lengkong di Pegunungan selatan.
3.
Bukit-bukit Rajamandala (Oligosen / 34
hingga 23 juta tahun yang lalu) dan plateau Rongga termasuk ke dataran Jampang
(Pliosen / 5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu) di Pegunungan Sealatan. dibandingkan
dengan plateau Rongga merupakan peralihan antara zona Bandung dan Pegunungan
Selatan terletak pada ±1000 m serta merupakan bukit-bukit dewasa dan tua.
Daerah ini melandai ke dataran Batujajar (650 m) di zona Bandung.
4.
Bukit-bukit Kabanaran yang terletak di
Timur Banjar zona Bandung itu lebarnya 20-40 km, terdiri atas dataran-dataran
dan lembah-lembah. Bagian barat Banten merupakan kekecualian, karena disana
tidak terdapat depresi dan daerahnya terdiri atas komplek pegunungan yang
melandai dengan bukit-bukit rendah.
Pegunungan itu telah tertoreh-toreh dan
tererosikan dengan kuat, sehingga merupakan permukaan yang agak datar (peneplain). Peneplain itu terus melandai ke
barat ke Selat Sunda. Di beberapa tempat di selatan pantai lautnya curam. Zona
Bandung terdiri atas: depresi Cianjur Sukabumi, depresi Bandung, depresi dan
depresi Ci Tanduy para ahli geologi menyebutnya sebagai cekungan antar
pegunungan (cekungan intra montana)
Depresi
Cianjur letaknya agak rendah (459 m) dibandingkan dengan depresi Bandung.
Tempat terendah terletak 70 m diatas permukaan laut. Disebelah barat dekat zona
bogor tedapat kelompok gunung api, dengan gunung salak (2211 m) sebagai gunung
api termuda, sedangkan di beberapa tempat seperti di Sukabumi, permukaannya
tertutup oleh bahan vulkanik dari gunung Geden (2958 m) dan gunung Pangrango
(3019 m), yang menjulang di tengah-tengah dataran. Bahan-bahan vulkanik
tersebut bahkan tersebar di lembah-lembah zona bogor.
Depresi Bandung pada ketinggian 650-675
m dengan lebar ±25 km, merupakan dataran alluvial yang subur yang dialiri oleh
sungai Ci Tarum. Dataran itu terletak antara dua deretan gunung berapi. Di
sebelah utara pada perbatasan zona bogor terletak gunung Burangrang yang tua
(2064 m), gunung bukittunggul (2209 m) dan gunung Tangkubanparahu yang muda
(2076 m) dan pada perbatasan zona Pegunungan sealatan terletak gunung Malabar (2321 m) dengan
beberapa gunung api tua seperti gunung Patuha (2429 m) dan gunung Kendeng (1852
m).
Zona Bandung memiliki karakteristik
banyak gunung api baik yang sudah tidak aktif (gunung tipe B dan C) yang
ditandai dengan fumarol dan solfatara dan gunung api yang masih aktif (tipe A
). Gunung tersebut dapat berperan sebagai penangkap hujan yang baik karena
material-material gunung api bersifat porous sehingga dapat menjadi daerah
penyimpan air yang baik dan sumber yang potensial untuk sungai-sungai di
sekitarnya.
Di dataran Bandung terdapat endapan rawa
yaitu batuan lempung yang kemudian tertutupi oleh endapan danau yang berumur
resen, yaitu danau pra historis yang terbentuk karena pengaliran air dibarat laut, terbendung oleh bahan vulkanik (pada
kebudayaan Neolithikum / zaman batu muda) dan selanjutnya kering lagi karena Ci
Tarum mendapat pengaliran baru pada suatu celah sempit yang dinamakan Sanghyang
Tikoro di daerah bukit Rajamandala.
Depresi
Garut pada ketinggian 717 m merupakan daerah yang lebarnya ±50 km dan di
kelilingi gunung berapi. Disebelah selatan terletak gunung Kracak (1838 m) yang
tua dan gunung Ci kuray (2821 m) yang muda. Di gunung Papandayan (2622 m)
terdapat solfatara dan di gunung Guntur (2249 m) terdapat aliran lava yang
membeku menyebar dilereng gunung Calancang (1667 m) di utara merupakan batas
dengan zona Bogor.
Depresi lembah Ci Tnaduy tertutupi oleh
endapan alluvial, dan sporadis terdapat bukit-bukit dari batuan yang terlipat.
Gunung Sawal (1733 m) endapannya tersebar ke arah barat yang menutupi plateau
Rancah, yang melandai ke selatan. Agak kebarat terletak dataran Tasikmalaya
yang mempunyai komplek gunung berapi tua, dengan gunung berapi muda gunung
Galunggung (2241 m) yang meletus akhir tahun 1982. Di sekitar kota Tasikmalya terdapat
bukit-bukit kecil yang sebagai produk letusan gunung Galunggung purba yang
morfologi Hollic atau disebut juga bukit sepuluh ribu (Ten Thousand Hill).
Disebelah timur Bajar, lembah Ci Tanduy
terbagi dua oleh bukit Kabanaran di bagian selatan sepanjanglembah Ci Tanduy
dan menerus di bagian utara melalui Majenang bersambung dengan depresi Serayu
di jawa tengah.
Skema
stratigrafi wilayah Bandung telah diperkenalkan sebelumnya oleh beberapa peneliti
dengan klasifikasi atau penamaannya berdasarkan lokasi penelitiannya
masing-masing. Koesoemadinata dan Hartono (1981) mengklasifikasikan stratigrafi
di daerah Bandung berdasarkan litologi dan penafsiran sedimentasi serta
menyesuaikan dengan Sandi Stratigrafi Indonesia. Penamaan ini kemudian
diusulkan sebagai satuan stratigrafi resmi
.
Tabel stratigrafi daerah bandung Gambar
peta geologi bandung
B. PETA
GEOLOGI BANDUNG SELATAN
Bandung Selatan terdiri atas
pegunungan, perbukitan, dataran tinggi Pangalengan, dan dataran tinggi.
Bandung. Secara stratigrafis gunung api, batuan dikelompokkan menjadi sebelas
satuan, sembilan di antaranya teridentifikasi sumber erupsinya, berumur Pliosen
(5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu) sampai Kuarter.
Dijumpainya batuan gunung api bawah permukaan berumur Miosen (23,03 hingga
5,332 juta tahun yang lalu) mendukung terjadinya tumpang-tindih vulkanisme
Tersier di bawah vulkanisme Kuarter di daerah ini.
Secara keseluruhan,
daerah Bandung bagian selatan tersusun oleh batuan hasil kegiatan gunung api. Cekungan
Bandung hampir dikelilingi oleh gunungapi; bahkan di tengah-tengahnya juga
terdapat batuangunung api (Silitonga, 1973; Alzwar drr., 1992).
Batuan tertua di
daerah Bandung Selatan diketahui berdasarkan data pemboran Pertamina (1988, vide
Soeria-Armadja drr., 1994) yang melaporkan bahwa analisis K-Ar lava andesit
piroksen kapur alkali memberikan umur Miosen (12,0 ± 0,1 juta tahun). Batuan
gunung api Tersier ini dipandang sebagai batuan dasar gunung api Kuarter Gunung
Wayang.
Berdasarkan Peta
Geologi Lembar Bandung (Silitonga, 1973) dan Lembar Garut (Alzwar drr., 1992)
stratigrafi regional daerah penelitian dapat diketahui. Satuan batuan tertua
adalah Formasi Beser dan batuan terobosan. Formasi Beser (Tmb) tersebar di
pojok barat laut peta lembar Garut, di daerah Soreang, dan di wilayah Kecamatan
Arjasari, Baleendah, dan Ciparay di sebelah timur kota Banjaran. Satuan batuan
ini berupa batuan gunung api yang terdiri atas breksi tufan dan lava bersusunan
andesit basal. Bersama-sama dengan batuan terobosan, kelompok batuan gunung api
ini menyeba ke utara (peta geologi lembar Bandung, Silitonga, 1973) dan ke
barat laut (peta geologi lembar Cianjur; Sujatmiko, 1972). Keduanya tidak
menyebutkan sebagai Formasi Beser, tetapi hanya menyatakan sebagai breksi
tufan, lava, batupasir, dan konglomerat (Pb). Sekalipun Alzwar drr. (1992)
memperkirakan Formasi Beser di sini berumur Miosen Akhir, Sujatmiko (1972) dan
Silitonga (1973) memberikan umur Pliosen. Mengacu pada analisis K-Ar (Sunardi
dan Koesoemadinata, 1999) batuan gunung api ini di daerah Cipicung berumur 3,30
juta tahun, di Kromong Timur 3,24 juta tahun, dan di Kromong Barat 2,87 juta
tahun. Data ini lebih mendukung pendapatSujatmiko (1972) dan Silitonga (1973)
bahwa kelompok batuan gunung api di daerah Soreang dan Banjaran berumur
Pliosen.
Batuan terobosan
tersebar hingga ke sebelah selatan Cimahi (Silitonga, 1973) dan tenggara Waduk
Saguling (Sujatmiko, 1972). Satuan batuan ini bersusunan andesit, basal, dan
dasit. Analisis K-Ar oleh Sunardi dan Koesoemadinata (1999) terhadap batuan ini
di Selacau dan Paseban, masing-masing memberikan umur 4,08 juta tahun dan 4,07 juta
tahun. Pertamina (1988, vide Soeria-Atmadja drr., 1994) melaporkan bahwa
penyelidikan geologi dalam hubungannya dengan eksplorasi energi panas bumi di
blok Malabar - Papandayan (Katili dan Sudradjat, 1984) menghasilkan umur K-Ar
antara 4,32 ± 0,004 sampai dengan 2,62 ± 0,03 juta tahun. Data tersebut
menunjukkan bahwa di daerah Bandung Selatan ini pernah terjadi kegiatan
vulkanisme Tersier paling tidak dua kali, yaitu pada Kala Miosen (lk. 12 jtl.)
dan Pliosen (4 – 2,6 jtl.).
Secara stratigrafis
batuan gunung api Tersier itu ditindih oleh batuan gunung api Kuarter. Di
selatan, Alzwar drr. (1992) membagi tiga satuan batuan gunung api Kuarter,
yaitu Andesit Waringin - Bedil, Malabar (Qwb), Malabar - Tilu (Qmt), Guntur -
Pangkalan dan Kendang (Qgpk). Di utara satuan batuan gunung api berupa Tuf
berbatuapung Gunung Sunda (Qyt, Silitonga, 1973). Batuan kompleks Gunung Sunda
diketahui berumur 0,21 – 1,72 juta tahun (Sunardi dan Koesoemadinata, 1999) dan
disimpulkan adanya kesinambungan kegiatan gunung api dari Kala Pliosen ke Jaman
Kuarter. Bogie dan Mackenzie (1998, Tabel 1) juga melaporkan data umur mutlak
di kawasan Gunung Malabar dan sekitarnya.
Satuan batuan termuda
adalah endapan danau yang mengisi Cekungan Bandung, terdiri atas bahan lepas
berukuran lempung, lanau, pasir, dan kerikil yang bersifat tufan, setempat
mengandung sisipan breksi. Silitonga melaporkan bahwa endapan danau ini
mencapai ketebalan 125 m, di dalamnya mengandung konkresi gamping, sisa
tumbuhan, moluska air tawar, dan tulang binatang bertulang belakang.
Secara
regional (Katili dan Sudradjat, 1984) daerah Bandung selatan merupakan bagian
dari kelompok gunung api Kuarter yang dibatasi oleh segi tiga sesar besar. Di
bagian barat laut terdapat zone sesar geser mengiri Sukabumi-Padalarang, di
sebelah timur laut zone sesar geser menganan Cilacap-Kuningan dan di sebelah
selatan adalah sesar turun yang berbatasan dengan Pegunungan Selatan.
C.
FISIOGRAFI
Secara umum dari utara ke selatan, bentang alam daerah Bandung
Selatan berupa dataran tinggi Bandung, perbukitan, dan pegunungan (Gambar2).
Kawasan pegunungan mempunyai sebaran paling luas. Puncak-puncak gunung api di
daerah ini antara lain Gunung Malabar (2321 m), Tilu (2042 m),Tanjaknangsi
(1514 m), Bubut (1333 m, tinggiandi sebelah utara Gunung Tanjaknangsi),
Wayang(2182 m), dan Windu (2054 m). Jauh di tepi barat terdapat puncak Gunung
Kuda (2002 m), sedangkandi sebelah timur Gunung api Malabar terdapat deretan
puncak Gunung Kendang (2817 m), Guha (2397 m), Kamasan (1815 m), dan Dogdog
(1868 m). Daerah pegunungan ini tersusun oleh batuan gunung api muda (Kuarter,
Alzwar drr., 1992). Kawasan perbukitan terletak di bagian tengah di antara
pegunungan di sebelah selatan dan dataran tinggi Bandung di sebelah utara.
Morfologi perbukitan ini menempati daerah sempit di Soreang (723 m), area di
wilayah Baleendah - Arjasari yang terletak di timur kota Banjaran - Pameungpeuk
hingga di sebelah barat Majalaya - Ciparay. Puncak-puncak perbukitan ini antara
lain Gunung Kromong (908 m),Geulis (1151 m), Pipisan (1071 m), dan Bukitcula (1013
m). Pada umumnya, bentang alam perbukitan ini tersusun oleh batuan gunung api
tua (Tersier).
Dataran tinggi Bandung (lk. 700 m) terletak di bagian utara,
mulai dari daerah Banjaran di sebelah barat dan Majalaya di sebelah timur
meluas ke utara hingga Cimahi dan kota Bandung. Dataran ini tersusun oleh
endapan danau dan batuan gunung api Sunda - Tangkubanparahu. Dataran
Pangalengan (1400 m) yang relatif sempit dan terletak di bagian selatan, hampir
dikelilingi oleh puncak-puncak pegunungan, yakni Gunung Malabar di sebelah utara,
Gunung Kendang - Guha di sebelah timur, dan Gunung Kuda di sebelah barat. Hanya
ke selatan berbatasan dengan Pegunungan Selatan yang bahan penyusun utamanya
adalah batuan gunung api Tersier. Di tengah-tengah Dataran Pangalengan terdapat
sebuah danau bernama Situ Cileunca. Dataran Pangalengan ini tersusun oleh
endapan piroklastika yang sangat tebal. adalah Ci Tarum yang berhulu di sebelah
barat Gunung Api Kendang dan Gunung Api Dogdog, mengalir ke utara hingga
Majalaya kemudian ke barat masuk ke Waduk Saguling. Cabang sungai besar Ci Tarum
di daerah penelitian bagian timur adalah Ci Hejo yang berhulu di lereng timur
G. Malabar. Di bagian tengah adalah Ci Sangkuy yang berhulu di Situ Cileunca
dan mengalir ke utara di sebelah barat Gunung Malabar. Cabang sungai besar paling
barat adalah Ci Widey yang berhulu di Kawah Putih Gunung Patuha dan mengalir di
tepi barat kota Soreang. Di kawasan Gunung Wayang dan Gunung Windu terdapat
banyak mata air panas. Mata air panas tersebut bersama-sama dengan Situ
Cileunca merupakan lokasi pariwisata di dataran tinggi Pangalengan, Bandung
Selatan. Energi geotermal di daerah Gunung Wayang-Windu dimanfaatkan sebagai
pusat pembangkit listrik tenaga panas bumi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Zona
Bandung merupakan daerah gunung api, zona ini merupakan suatu depresi . Bentang alam daerah Bandung Selatan Peta Pangalengan,
Lebaksari, Soreang, dan Pakutandang (1208-634).terdiri atas pegunungan (1300 –
2300 m) di bagian selatan, perbukitan (lk. 1000 m) di bagian tengah dan dataran
tinggi Bandung di bagian utara (700 m) serta dataran tinggi Pangalengan, (1400
m) di bagian selatan.Sungai utama di daerah ini adalah Ci Tarum, yang mempunyai
tiga cabang yakni Ci Hejo, Ci Sangkuy, dan Ci Widey. Batuan gunung api dibagi
menjadi sebelas satuan batuan, sembilan di antaranya teridentifi kasi sumber
erupsinya, berumur Tersier sampai dengan Kuarter - masa kini. Secara
stratigrafi, ke sembilan satuan batuan gunung api tersebut adalah Satuan Batuan
Gunung Api Soreang , Baleendah , Pangalengan , Tanjaknangsi , Kuda , Kendan ,
Dogdog , Wayang-Windu , dan Satuan Batuan Gunung Api Malabar.
mantap infonya #cayoindonesia
BalasHapus