BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Teori pemekaran lantai
samudera (sea floor spreading) sangat berkaitan erat dengan teori
tektonik lempeng.
Untuk itu dalam membahas teori pemekaran lantai samudera,
kita harus memiliki pengetahuan yang cukup pula mengenai teori tektonik
lempeng. Menurut teori Tektonik Lempeng, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif
terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini
tercipta hingga sekarang. Teori Tektonik Lempeng muncul sejak tahun 1960-an,
dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa
geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga
tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudera. Lempeng tektonik
terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudera (oceanic
crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle).
Kerak benua dan kerak samudera, beserta lapisan teratas
mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudera lebih
tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat
pada kerak samudera (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak
benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan
astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi,
batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluida). Litosfer
terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu
dengan lainnya.
2.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa yang di maksud dengan oemekaran
lempeng samudera ?
B.
Apa penyebab terjadinya pemekaran
lempeng samudera ?
C.
Apa saja akibat yang ditimbulkan dari
pemekaranlempeng samudera ?
3.
TUJUAN
A. Mengetahui
apa saja yang menyababkan terjadinya pemekaran lempeng samudera.
B. Mengetahui
akibat yang ditimbulkan daari penekaran lempeng samudera.
BAB II
ISI
1.
PEMBAHASAN
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 para ahli geologis
mengasumsikan bahwa komponen utama bumi telah berada dalam bentuk yang tetap,
dan kebanyakan fitur geologis seperti pegunungan merupakan hasil pergerakan
vertikal seperti yang dijelaskan dalam teori geosinklinal. Hipotesis pemekaran
lantai samudera dikemukakan pertama kalinya oleh Harry Hess (1960) dalam
tulisannya yang berjudul “Essay in Geopoetry Describing Evidence for
Sea-loor Spreading”. Dalam tulisannya diuraikan mengenai bukti-bukti adanya
pemekaran lantai samudera yang terjadi di pematang tengah samudera (Mid
Oceanic Ridges), Guyots, serta umur kerak samudera yang lebih muda dari 180
juta tahun.
MOR (Mid-Ocean Ridge) adalah rantai gugusan gunungapi di
bawah laut yang mengelilingi bumi dimana kerak bumi baru terbentuk dari leleran
magma dan aktifitas gunung berapi, panjangnya lebih dari 40.000 mil (60.000
km). MOR terbentuk oleh aktivitas tektonik lempeng yang bergerak secara
divergen, sehingga kekosongan pada batas dua lempeng samudera yang terpisah
terisi oleh lava/magma yang menghasilkan sebuah kerak baru. Struktur yang
paling menonjol di dasar samudera adalah punggungan tengah samudera (Mid-Ocean
Ridge). Punggungan ini berupa tinggian yang memanjang di dasar samudera dengan
puncak hingga ada yang mencapai 3.000 m di atas lantai samudera. Di bagian
tengah punggungan biasanya terdapat lembah yang aktif diisi oleh lelehan magma
secara terus-menerus.
Guyots atau table mount merupakan gunung bawah laut yang
terisolasi dengan rata-rata tinggi lebih dari 200 m di bawah permukaan laut.
Puncak guyot berbentuk datar dan berdiameter 10 km. Guyot merupakan bekas
gunung api.
Hipotesa pemekaran lantai samudera pada dasarnya adalah suatu
hipotesa yang menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudera
Atlantik tepatnya di pematang tengah samudera mengalami pemekaran yang
diakibatkan oleh gaya tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus
konveksi yang berada di bagian mantel bumi (astenosfir). Akibat dari pemekaran
yang terjadi disepanjang sumbu pematang tengah samudera, maka magma yang
berasal dari astenosfir kemudian naik dan membeku. Magma ini terus keluar
keatas di pematang tengah samudera dan menghasilkan aliran magma yang mengalir
kedua arah berbeda dan menghasilkan kekuatan yang mampu membelah pematang
tengah samudera. Pada saat lantai samudera tersebut terbelah,
retakan terjadi di tengah pematang dan magma yang meleleh mampu keluar dan
membentuk lantai samudera yang baru. Arus konveksi yang menggerakkan lantai
samudera (litosfir), pembentukan material baru di Pematang Tengah Samudera
(Midoceanic ridge) dan penyusupan lantai samudera kedalam interior bumi
(astenosfir) pada zona subduksi. Arus konveksi ini berfungsi sebagai penggerak
dan litosfer sebagai ban berjalan (conveyor belt).
Kemudian lantai samudera tersebut bergerak menjauh dari
pematang tengah samudera sampai dimana akhirnya bertemu dengan lempeng kontinen
dan akan menyusup ke dalam karena berat jenisnya yang umumnya berkomposisi
lebih berat dari berat jenis lempeng kontinen. Penyusupan lempeng samudera
kedalam lempeng benua inilah yang menghasilkan zona subduksi atau penunjaman
dan akhirnya lithosphere akan kembali menyusup ke bawah astenosphere dan
terpanaskan lagi. Kejadian ini berlangsung secara terus-menerus. Dengan adanya
zona penunjaman ini maka akan terbentuk palung pada sepanjang tepi paparan, dan
juga akan terbentuk kepulauan sepanjang paparan benua oleh karena proses
pengangkatan. Kerak samudera yang menunjam ke bawah ini akan kembali ke mantle
atau jika bertemu dengan batuan benua yang mempunyai densitas sama atau lebih
besar maka akan terjadi mixing antara material kerak samudera dengan benua
membentuk larutan silikat pijar atau magma. (Proses mixing terjadi pada kerak
benua sampai 30 km di bawah permukaan bumi). Karena sea floor spreading terus
berlangsung maka jumlah magma hasil mixing yang terbentuk akan semakin besar
sehingga akan menerobos batuan-batuan di atasnya sampai akhirnya muncul ke
permukaan bumi membentuk deretan gunung api. Bagian lempeng masuk ke zona
subduksi, memiliki kemiringan sudut sekitar 45˚. Lempeng ini terus tenggelam ke
dalam astenosfer, yang karena proses waktu yang berjuta-juta tahun, disertai
pemanasan yang kuat dari dalam, bagian yang menekuk ini lama kelamaan akan
pecah, hancur-lebur, dan menjadi bagian dalam bumi kembali. Bagian-bagian
litosfer yang bergerak, retak, runtuh inilah yang merupakan wilayah paling
labil, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya gempa, dan jalan yang lebih
memungkinkan bagi magma untuk naik mencapai permukaan bumi, membangun tubuhnya
menjadi gunung api
Hipotesis pemekaran lantai samudra didukung juga oleh
bukti-bukti dari Frederick J. Vine dan D. H. Matthews. Vine dan Matthews
berpendapat bahwa saat lava meluap dan memadat di retakan tengah samudera, lava
basal mendapatkan perkutuban magnet sesuai dengan keadaan pada saat lava ini
memadat. Penelitian tentang kemagnetan mendukung teori pemekaran dasar
samudera. Selain itu juga didukung dengana adanya data-data hasil pengukuran
kemagnetan purba (paleomagnetism) dan penentuan umur batuan (rock-dating).
Kemagnetan purba adalah studi tentang polaritas arah magnet bumi yang terekam
oleh mineral yang ada dalam batuan saat batuan tersebut membeku. Sebagaimana
diketahui bahwa mineral-mineral yang menyusun batuan, seperti mineral magnetit
akan merekam arah magnet-bumi saat mineral tersebut terbentuk, yaitu pada
temperatur lebih kurang 580o C (temperatur Currie).
Hasil studi kemagnetan purba yang dilakukan terhadap sampel
batuan yang diambil di bagian Pematang Tengah Samudra hingga ke bagian tepi
benua menunjukkan terjadinya polaritas arah magnet bumi yang berubah rubah
(normal dan reverse) dalam selang waktu setiap 400.000 tahun sekali. Polaritas
arah magnet bumi yang terekam pada batuan punggung tengah samudra dapat dipakai
untuk merekontruksi posisi dan proses pemisahan antara benua Amerika dan Afrika
yang semula berimpit dan data ini didukung oleh hasil penentuan umur batuan
yang menunjukkan umur yang semakin muda ke arah pematang tengah samudra. Hal
lain yang perlu diketahui dari hipotesis pemekaran lantai samudra adalah bahwa
ternyata volume bumi tetap dan tidak semakin besar dengan bertambah luasnya
lantai samudera dan hal ini berarti bahwa harus ada di bagian lain dari kulit
bumi dimana kerak samudera mengalami penyusupan kembali ke dalam perut bumi.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
A. Penyebab
Pemekaran Lantai Samudera
Pemekaran lantai samudera terjadi
ketika adanya arus konveksi yang mengakibatkan pematang tengah samudera
mengalami pemekaran. Prinsip yang paling penting pada teori konveksi adalah
bahwa material yang dingin dan lebih padat bergerak ke bawah, sementara material
yang lebih ringan dan lebih panas naik ke atas. Arah arus ini tidak teratur,
seperti pergerakan udara/awan atau pergerakan dari air yang direbus. Dalam
kondisi tertentu dua arah arus yang saling bertemu bisa menghasilkan arus
interferensi yang arahnya ke atas. Arus interferensi ini akan menembus kulit
bumi yang berada di atasnya. Magma yang menembus ke atas karena adanya arus
konveksi ini akan membentuk gugusan pegunungan yang sangat panjang dan
bercabang-cabang di bawah permukaan laut yang dapat diikuti sepanjang
samudera-samudera yang saling berhubungan di muka bumi. Lajur pegunungan yang
berbentuk linear ini disebut dengan MOR (Mid Oceanic Ridge atau Pematang Tengah
Samudera) dan merupakan tempat keluarnya material dari mantel ke dasar
samudera. Kerak (kulit) samudera yang baru, terbentuk di pematang-pematang ini
karena aliran material dari mantel. Batuan dasar samudera yang baru terbentuk
itu lalu menyebar ke arah kedua sisi dari MOR karena desakan dari magma mantel
yang terus-menerus dan juga tarikan dari gaya gesek arus mantel yang horisontal
terhadap material di atasnya. Lambat laun kerak samudera yang terbentuk di
pematang itu akan bergerak terus menjauh dari daerah poros pematang dan
‘mengarungi’ samudera. Gejala ini disebut dengan Pemekaran Lantai Samudera (Sea
Floor Spreading).
B. Akibat
dari Pemekaran Lantai Samudera
Ø Pegunungan
tengah laut (Mid Ocean Ridges)
Ø Aliran
panas tinggi (dari magma)
Ø Kegempaan
dangkal (<70 km dibawah MOR)
Ø Terjadinya
parit samudera
makasih informasinya...isi blog ini sangat menarik dan kolaborasi antar ide pokok dengan gagasan tertuang dalam kekhasan tertentu. sehingga mudah di fahami.
BalasHapusterimakasih..semoga bermanfaat untuk kita semua...
Hapus