A.
TUJUAN
Dengan
melakukan percobaan ini diharapkan dapat diketahui:
1. Mengetahui
nilai hambat jenis dari batuan
B.
LANDASAN
TEORI
Batuan adalah material yang mempunyai daya hantar listrik dan harga tahanan jenis
tertentu. Batuan yang sama belum tentu mempunyai tahanan jenis yang sama.
Sebaliknya harga tahanan jenis yang sama bisa dimiliki oleh batuan batuan berbeda, hal
ini terjadi karena nilai resistivitas atau tahanan jenis batuan memiliki rentang
nilai yang bisa saling tumpang tindih.
Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dari batuan bila
dialirkan arus listrik ke dalamnya. Arus listrik ini dapat berasal dari alam
itu sendiri akibat terjadinya ketidak seimbangan ataupun arus listrik yang
sengaja dimasukkan ke dalamnya.
Pada bagian batuan, atom-atom terikat secara ionik atau kovalen.
Karena adanya ikatan ini maka batuan mempunyai sifat menghantarkan arus
listrik. Aliran arus listrik dalam batuan atau mineral dapat digolongkan menjadi
tiga macam yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik dan
konduksi secara dielektrik.
Konduksi secara elektronik.
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak elektron bebas
sehingga arus listrik di alirkan dalam batuan atau mineral oleh
elektron-elektron bebas tersebut. Aliran listrik ini juga di pengaruhi oleh
sifat atau karakteristik masing-masing batuan yang di lewatinya. Salah satu
sifat atau karakteristik batuan tersebut adalah resistivitas (tahanan jenis) yang
menunjukkan kemampuan bahan tersebut untuk menghantarkan arus listrik. Semakin
besar nilai resistivitas suatu bahan maka semakin sulit bahan tersebut
menghantarkan arus listrik, begitu pula sebaliknya. Resistivitas memiliki
pengertian yang berbeda dengan resistansi (hambatan), dimana resistansi tidak
hanya bergantung pada bahan tetapi juga bergantung pada faktor geometri atau
bentuk bahan tersebut, sedangkan resistivitas tidak bergantung pada faktor
geometri. Jika di tinjau suatu silinder dengan panjang L, luas penampang A, dan
resistansi R, maka dapat di rumuskan:
Di mana secara
fisis rumus tersebut dapat di artikan jika panjang silinder konduktor (L)
dinaikkan, maka resistansi akan meningkat, dan apabila diameter silinder
konduktor diturunkan yang berarti luas penampang (A) berkurang maka resistansi
juga meningkat. Di mana ρ adalah resistivitas (tahanan jenis) dalam Ωm.
Sedangkan menurut hukum Ohm, resistivitas R dirumuskan :
namun banyak
orang lebih sering menggunakan sifat konduktivitas (σ) batuan yang merupakan
kebalikan dari resistivitas (ρ) dengan satuan mhos/m.
Di mana J
adalah rapat arus (ampere/m 2 ) dan E adalah medan listrik (volt/m).
Konduksi secara elektrolitik.
Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk dan memiliki resistivitas
yang sangat tinggi. Namun pada kenyataannya batuan biasanya bersifat porus dan
memiliki pori-pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Akibatnya
batuan-batuan tersebut menjadi konduktor elektrolitik, di mana konduksi arus
listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air. Konduktivitas dan
resistivitas batuan porus bergantung pada volume dan susunan pori-porinya.
Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah
banyak, dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam
batuan berkurang. Menurut rumus Archie:
di mana ρe adalah resistivitas batuan, φ adalah
porositas, S adalah fraksi pori-pori yang berisi air, dan ρw adalah
resistivitas air. Sedangkan a, m, dan n adalah konstanta. m disebut juga faktor
sementasi. Untuk nilai n yang sama, schlumberger menyarankan n = 2.
Konduksi secara dielektrik.
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap
aliran arus listrik, artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron
bebas sedikit, bahkan tidak sama sekali. Elektron dalam batuan berpindah dan
berkumpul terpisah dalam inti karena adanya pengaruh medan listrik di luar,
sehingga terjadi poliarisasi. Peristiwa ini tergantung pada konduksi dielektrik
batuan yang bersangkutan, contoh : mika.
Resistansi atau tahanan listrik adalah ukuran kemampuan
bahan untuk menentang arus listrik. (R)
merupakan ketahanan suatu konduktor penampang seragam, yang dapat dihitung
dengaan persamaan:
R = ρ l / A
Dengan
R = resistansi (ohm, Ω)
ρ = resistivitas (ohm meter, Ω m)
l = panjang penghantar (m)
A = diameter / luas penampang penghantar (m2)
R = resistansi (ohm, Ω)
ρ = resistivitas (ohm meter, Ω m)
l = panjang penghantar (m)
A = diameter / luas penampang penghantar (m2)
Dari
semua sifat fisika batuan dan mineral, resistivitas memperlihatkanvariasi harga
yang sangat banyak. Pada mineral-mineral logam, harganya berkisar pada 10-8
Wm
sampai 107 Wm begitu juga dengan batuan-batuan
lainnya, dengan komposisi yang
bermacam-macam akan menghasilkan range resistivitas yang bervariasi pula.
Sehingga range resistivitas maksimum yangmungkin adalah dari 1,6x10-8(perak
murni) sampai 1016Wm(belerang murni).
Kebanyakan mineral
membentuk batuan penghantar listrik yang tidak baik walaupun beberapa logam
asli dan grafit
menghantarkan listrik Resistivitas
yang terukur pada material bumi utamanya ditentukan oleh pergerakan
ion-ion bermuatan dalam pori-pori fluida. Air tanah secara umum berisi
campuran terlarut yang dapat menambah kemampuannya untuk menghantar
listrik, meskipun air tanah bukan konduktor listrik yang baik.
Harga
tahanan jenis batuan tergantung macam-macam materialnya,densitas, porositas,
ukuran dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, kualitas dan suhu, dengan
demikian tidak ada kepastian harga tahanan. Jenisuntuk setiap macam batuan pada
akuifer yang terdiri atas material lepasmempunyai harga tahanan jenis yang
berkurang apabila makin besar kandungan air tanahnya atau makin besar
kandungan garamnya (misal air asin). Mineral lempung bersifat
menghantarkan arus listrik sehingga hargatahanan jenis akan kecil.
C.
ALAT
DAN BAHAN
1. Berbagai jenis batuan
2. Alat pemotong
3. Multimeter
digital
4. Sumber tegangan
5. Power
suplay
6. Kabel penghubung
7. Jangka sorong
8. Penjepit buaya
D.
LANGKAH
PERCOBAAN
Langkah
pertama:
1. Memotong batu
dengan menggunakan alat pemotong.
2. Mengukur
panjang, lebar dan tinggi batu dengan menggunakan
jangka sorong.
3. Menghitung
luas penampang batu.
4. Merangkai alat
seperti pada gambar.
5. Menghubungkan catu daya (power suplay)
ke sumber tegangan
6. Mengamati
nilai yang tertera Ampermeter.
Langkah kedua:
1. Memotong batu
dengan menggunakan alat pemotong dengan mengusahakan
bentuknya simetris.
2. Mengukur panjang serta
luas penampang batuan dengan menggunakan
jangka sorong.
3. Menyiapkan
alat percobaan untuk dirangkai.
4. Merangkai alat
seperti pada gambar seperti dibawah
5. Melakukan langkah 1-4 untuk jenis batuan yang
berbeda.
6. Mengamati
nilai hambatan yang tertera pada multimeter digital.
7. Melakukan
Analisis Data.
E.
DATA
PENGAMATAN
No
|
Batuan
|
R(Ω)
|
A(m2)
|
L(m)
|
1
|
Batu
beku
|
2,0
|
4,181x10-4
|
5,671x10-2
|
2
|
Batu
sedimen
|
1,4
|
5,926x10-4
|
5,707x10-2
|
3
|
Batu
beku
|
1,8
|
3,323x10-4
|
10,14x10-2
|
4
|
Batu
marmer
|
3,5
|
4,364x10-4
|
6,065x10-2
|
5
|
Batu
gamping merah
|
1.5
|
4,29x10-4
|
3,6x10-2
|
6
|
Batu
sedimen
|
1.3
|
8,874x10-4
|
6,877x10-2
|
F.
ANALISIS
DATA
Dengan menggunakan rumus:
Batu beku
A= 4,181x10-4 m2
L=
5,671x10-2m
Rbatu
= 2,0 Ω
ρ = 0,01474
Ωm
Batu sedimen
A= 5,926x10-4 m2
L=
5,707x10-2m
Rbatu = 1,4 Ω
ρ = 0,014537 Ωm
Batu beku
A= 3,323x10-4 m2
L=
10,14x10-2m
Rbatu = 1,8 Ω
ρ = 0,05898Ωm
Batu Marmer
A= 4,364x10-4 m2
L=
6,065x10-2m
Rbatu = 3,5 Ω
ρ =
0,02518
Ωm
Gamping
Merah
A= 8,874x10-4m2
L=
6,877x10-2m
Rbatu = 1,5 Ω
ρ = 0,019355 Ωm
Batu sedimen
A= 4,29x10-4m2
L=
3,6x10-2m
Rbatu = 1,3 Ω
ρ = 0.01549 Ωm
G.
PEMBAHASAN
Batuan
adalah material yang mempunyai daya hantar listrik dan harga tahanan jenis tertentu.
Batuan yang sama belum tentu mempunyai tahanan jenis yang sama. Sebaliknya
harga tahanan jenis yang sama bisa dimiliki oleh batuan batuan berbeda Batuan
mempunyai sifat-sifat kelistrikan karena batuan merupakan suatu jenis materi.
Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dan batuan bila dialirkan arus
listrik ke dalamnya.
Pada
eksperimen mengenai sifat listrik batuan, diperoleh nilai hambat jenis yang
bervariasi untuk jenis batuan yang berbeda.
Batu
beku memiliki ρ = 0,01474 Ωm
Batu sedimen memiliki ρ = 0,014537
Ωm
Batu beku memiliki ρ = 0,05898
Ωm
Batu marmer memiliki ρ = 0,02518
Ωm
Batu sedimen memiliki ρ = 0,019355
Ωm
Batu gamping merah memiliki ρ = 0.01549
Ωm
H.
KESIMPULAN
Dari
praktikum yang telah diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Semakin
panjang batu (L) maka hambatannya semakin besar.
2. Jenis
batu yang berbeda juga di hasilkan nilai resistivitas yang berbeda pula.
I.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan baik dan bijak