BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan
manusia, banyak juga ilmuan yang mencari hal-hal yang dapat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, salah satunya adalah adanya ilmu sains kaca. Sains kaca
merupakan salah satu bidang ilmu pada fisika. Kaca adalah salah satu produk
industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak
banyak yang kita ketahui mengenai kaca tersebut.
Dipandang dari segi fisika kaca merupakan
zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel
penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri
berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat
cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara
teratur.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari
berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari
dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai
penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan
keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh
keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Kaca
Kaca merupakan
materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya di hasilkan dari
campuran silikon atau bahan silikon dioksida(SiO2), yang
secara kimia sama dengan kuarsa (bahasa Inggris: kwarts). Biasanya
dibuat dari pasir. Suhu lelehnya adalah 2000 Derajat Celcius.Jenis kaca yang
paling umum di kenal dan yang telah digunakan sejak berabad-abad silam sebagai
jendela dan gelas minum adalah kaca soda kapur, yang terbuat dari 75% silica
(SiO2) ditambah Na2O, CaO, dan sedikit aditif lain.
Di
dalam ilmu pengetahuan, istilah kaca didefinisikan dalam arti yang luas,
kaca dapat dibuat dari paduan bahan yang
berbeda: paduan logam, ion-ion yang di cairkan, molekul cair, dan polimer. Untuk
banyak aplikasi seperti; botol, kaca mata, gelas dll.Kaca
memainkan peran penting dalam ilmu pengetahuan dan
industri. Karena struktur kimianya, fisik, dan khususnya sifat
optik kaca cocok untuk aplikasi optik dan bahan Optoelektronik, peralatan
laboratorium, isolator termal, bahan penguat, dan seni kaca (seni, kaca
studio).
Kaca
adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Tetapi seberapa banyakkah yang kita ketahui tentang senyawa unik
ini? Inilah beberapa fakta tentang kaca.Dipandang dari segi fisika kaca
merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur
partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair
namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan
(cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat”
menyusun diri secara teratur.
Dari
segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak
mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali
dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki
sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan
sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2)
dan proses pembentukannya.
1.2 Sejarah Perkembangan
Kaca
Kaca
pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di daerah Syria pada 5000 SM,
dengan melelehnya batuan yang digunakan untauk memasak dan kemudian mengeras
menjadi opaque (tidak trnsparan).Sekitar 3500 SM, bahan dasar kaca mulai
digunakan sebagai bahan yang memberi efek kilau pada vas dan pot. Para pedagang
yang mengetahui ini mulai menyebarkan informasi ini sepanjang perjalanan
mereka.
Pada
1600 SM mulai dibuat vas yang terbuat dari kaca. Juga ditemukan bukti-bukti
pembuatan kaca di daereah Yunani dan Cina. Pada tahun 1500 SM, pengrajin Mesir
menmukan caara untuk membuat pot kaca dengan cetakan. Terbukti dengan
ditemukannya 3 buah vas dengan ukiran nama Pharoh Thoutmosis III (1504-1450SM),
yang membawa pengrajin kaca dari misi militernya di Cina.
Sampai
abad 9 SM kerajinan kaca mulai berkembang didaerah Mesopotamia dan sampai ke
Italia. Cara pembuatan kaca yang tertulis pertama dibuat pada tahun 650 SM
dengan ukiran diatas lempengan batu yang tersimpan di perpustakaan raja Assyria
Ashurbanipal (669-626 SM).Antara 27 SM samapi 14 SM, ditemukan caara baru dalam
mengolah kaca yaitu disebut glassblowing.
Alat
yang digunakan berupa pipa logam sempit sebagai alat untuk meniup. Lalu bangsa
Roma mulai menggunakan alat cetakan untuk membuat kaca. Pada tahun 100 M, bansa
Roma menjadi yang pertama menggunakan kaca dalam arsitektur, dengan
ditemukannya clear glass yang digunakan pada bangunan-bangunan penting dan vila-vila mewah. Sekitar
tahun 1000 M, bangsa Eropa yang mulai kesulitan mencari bahan dasar kaca mulai memakai
bahan dasar lain, yaitu potash.
Pada
abad 11, Jerman menciptakan metode membuat kaca lembaran .(glass sheet). Pada
abad 13, bangsa Venezia mulai memproduksi kaca dalam bentuk lembaran. Pada
akhir abad19, mulai berdiri bangunan yang menggunakan kaca sebagai bungkus luar
bangunan dan menjadi hal yang sangat baru karena pada zaman itu bangunan masih
menggunakan batu bata untuk dindingnya.
1.3 Macam-macam
Kaca
Secara
umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1. Silika
lebur.
Silika
lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada
suhu tinggi, atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Kaca ini sering
disebut kaca kuarsa (quartz glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai
ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi. Karena itu, kaca ini mempunyai
ketahanan termal lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca ini juga sangat
transparan terhadap radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering
digunakan sebagai kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua
jutaan per kuvet.
2. Alkali
silikat
Alkali silikat adalah satu-satunya
kaca yang mengandung dua komponen yang di publikasikan secara komersial. Pada
proses pembuatannya pasir dan soda dilebur bersama-sama, dan hasilnya disebut
Natrium silikat. Larutan silikat soda juga dikenal sebagai kaca larut air (water
soluble glass) dan banyak dipakai sebagai adhesif dalam pembuatan
kotak-kotak karton gelombang yang memiliki sifat tahan api.
3. Kaca
soda gamping
Kaca soda
gamping (soda-lime glass) merupakan 95 persen dari semua kaca yang
dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam bejana, kaca
lembaran, jendela mobil dan barang pecah belah.
4. Kaca
timbal
Dengan
menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam campuran kaca cair,
didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting dalam
bidang optik, karena mempunyai indeks refraksi dan dispersi yang tinggi.
Kandungan timbalnya bisa mencapai 82% (densitas 8,0, indeks bias 2,2).
Kandungan timbal inilah yang memberikan kecemerlangan pada “kaca potong” (cut
glass). Kaca ini juga digunakan dalam jumlah besar untuk membuat bola
lampu, lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca ini mempunyai
tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai sebagai
perisai radiasi nuklir.
5. Kaca
borosilikat
Kaca
borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B2O3, 80%
sampai 87% silika, dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini
mempunyai koefisien ekspansi termal rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan
mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan listrik tinggi. Kaca
borosilikat juga digunakan sebagai isolator tegangan tinggi, dan digunakan juga
untuk lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).
6.
Kaca khusus
Kaca
berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan, fitokrom, kaca optik
dan kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda
tergantung pada produk akhir yang diinginkan.
7. Serat
kaca (fiber glass)
Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan
terhadap kondisi cuaca. Kaca ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar
55%, dan alkali lebih rendah.
Selain itu, ada juga
kaca silika yang digunakan di dalam keteknikan yang mempunyai berbagai substansi yang ditambahkan
ke SiO2, sehingga membuatnya lebih mudah direkayasa, tetapi titik fusinya
menjadi lebih rendah. Kaca-silika di dalam keteknikan diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok, yaitu :
1. Kaca
alkali tanpa oksida berat. Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah.
Pemakaiannya antara lain untuk botol dan
kacajendela.
2.
Kaca alkali yang mengandung oksida berat.
Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang tinggi
dibandingkan dengan kaca alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah dengan PbO atau
kaca crown ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus untuk
bahan dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut minos. Di antara
kaca-kaca crown terdapat jenis yang disebut pireks. Pireks mempunyai koefisien
thermal 33. 10-7 per oC dan mampu menahan perubahan suhu yang mendadak.
3.
Kaca non alkali.Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi
listrik. Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan yang
sangat tinggi.
1.4 Sifat-Sifat Kaca
1. Massa jenis kaca berkisar antara
2 hingga 8,1 g/cm3.
2. Kekuatan tekannya 6000 hingga
21000 kg/cm2.
3.
Kekuatan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif kecil,
maka kaca adalah bahan yang regas.
Walaupun kaca adalah substansi
berongga, tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas, karena pelelehannya
adalah perlahan-lahan ketika suhu pemanasan dinaikkan.
4.
Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 1700° C. Makin sedikit
kandungan SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula halnya dengan
muai panjang (α), makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan makin kecil α
nya.
5.
Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per derajat
celcius. Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca
dalam hubungannya dengan kemampuan kaca menahan perubahan suhu. Piranti dari
kaca yang dipanaskan atau didinginkan secara tiba-tiba akan meregang. Hal ini
disebabkan distribusi suhu yang tidak merata pada lapisan luarnya dan keadaan
tersebut menyebabkan piranti retak.
Jika
kekuatan tarik piranti kaca lebih rendah dari kekuatan tekannya, maka
pendinginan yang mendadak pada permukaannya akan lebih memungkinkan terjadinya
keretakan dibandingakan dengan pemanasan yang tiba-tiba. Kaca silika jenis
Red-Hot akan lebih aman dalam hal pendinginan atau pemanasan tiba-tiba karena
kaca jenis ini mempunyai α yang sangat rendah. Piranti kaca yang dindingnya
tipis, ketahanannya terhadap perubahan panas mendadak lebih baik dibandingkan
dengan piranti kaca yang dindingnya tebal. Hal ini karena dipengaruhi faktor
kerataan pemuaian permukaan kaca bagian luar dan dalam dinding piranti adalah
tidak sama.
Kaca
yang digunakan untuk suatu perangkat dan pada perangkat tersebut terdapat juga
logam, misalnya : lampu pijar dan tabung sinar katode, maka nilai α nya harus
disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu bekerja pada suhu yang cukup tinggi.
Dengan demikian, maka tidak terjadi keretakan di bagian kacanya pada waktu
perangkat tersebut digunakan.
Kemampuan
larut kaca terhadap bahan lain akan bertambah sesuai dengan kenaikkan suhunya.
Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolik rendah ketahanan permukaannya pada media
yang lembab adalah kecil. Kaca silika mempunyai ketahanan hidrolik paling
tinggi. Kekuatan hidrolik akan sangat berkurang jika kaca diberi alkali. Pada
kenyataannya, kaca silika adalah tidak peka terhadap asam kecuali asam fluorida.
Pada pabrikasi kaca, asam fluorida digunakan untuk membuat
kaca embun.
Pada
umumnya kaca tidak stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat elektris dari
kaca dipengaruhi oleh komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang digunakan
untuk teknik listrik pada suhu normal diperlukan syarat-syarat antara lain :
resitifitas berkisar antara 108 hingga 1017 Ω-cm, permitivitas relatif єr
berkisar antara 3,8 hingga 16,2, kerugian sudut dielektriknya 0,003 hingga
0,01, tegangan break-down 25 hingga 50 kV/mm.Kaca silika mempunyai sifat
kelistrikan yang paling baik. Pada suhu kamar, besarnya resitivitas adalah 107
Ω-cm, єr 3,8 dan sudut dielektriknya pada 1 MHZ adalah 0,0003. Jika kaca silika
ditambahkan natrium atau kalium, maka resitivitasnya akan turun, sudut dielektriknya
naik sedikit.
Sering
kali oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca dengan maksud agar
sifat-sifat kaca menjadi lebih baik. Oksida-oksida tersebut dimasukkan ke dalam
kaca sebagai pemurnian bahan-bahan mentah. Keberadaan natrium dalam kaca adalah
lebih tidak menguntungkan dari kalium. Karena ion Na adalah sangat kecil
ukurannya dan sangat mudah bergerak di dalam medan listrik. Itulah sebabnya
mengapa Na dapat menambah konduktifitas kaca. Kaca yang mengandung
oksida-oksida dua logam alkali yang berbeda dimungkinkan mempunyai sifat
isolasi yang lebih tinggi dibandingkan jika kuantitas oksidanya hanya
mengandung 1 bagian dari kuantitas oksida dua logam (efek netralisasi atau
polialkalin). Kemampuan isolasi kaca juga dapat lebih baik jika ditambah PbO
atau BaO.
Adapun beberapa sifat-sifat lain dari kaca
secara umum. Sifat-sifat tersebut adalah:
Ø Padatan amorf (short range order).
Ø
Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat
cair.
Ø
Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
Ø
Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012
Pa.s)
Ø
Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen
fluorida. Karena itulah kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
Ø
Efektif sebagai isolator.
Ø
Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
Reaksi yang terjadi dalam pembuatan
kaca secara ringkas adalah sebagai berikut:
Na2CO3 + aSiO2 ? Na2O.aSiO2 + CO2
Na2CO3 + aSiO2 ? Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2
? CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2
+ C ? Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
Walaupun
saat ini terdapat ribuan macam formulasi kaca yang dikembangkan dalam 30 tahun
terakhir ini namun gamping, silika dan soda masih merupakan bahan baku dari 90
persen kaca yang diproduksi di dunia.
1.5
Aplikasi Kaca
Pemakaian kaca antara lain :
1.
Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filament.
Titik pelunakan kaca ini tidak terlalu tinggi, muai
panjangnya hendaknya dibuat mendekati muai panjang logam maupun paduannya yang
disangga. Logam yang dimaksud adalah wolfram, molibdenum.
2.
Untuk bahan dielektrik pada kapasitor.
Minos adalah salah satu jenis kaca permeabilitas relatif
tinggi yaitu 7,5, sudut kerugian dielektrik (tan δ) kecil pada frekuensi 1MHz,
suhu 20oC, tan δ = 0.0009 pada frekuensi 1MHz, suhu 200oC, tan δ = 0,0012. Kaca
minos mempunyai α = 8,2 . 107 per oC. massa jenis 3,6 g/cm3.
3.
Untuk membuat berbagai isolator. Misalnya isolator penyangga, isolator antena, isolator len, dan
isolator bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga
dituntut mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi, tahan terhadap perubahan suhu
yang mendadak, dan tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis kaca yang digunakan
untuk keperluan ini antara lain kaca silika, pireks kalium-natrium.
4. Pelapisan logam.
Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis).
Enamel dalam hal ini dapat digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain
sejenisnya, misalnya dudukan lampu, reflektor, barang-barang dekoratif yang
tujuannya untuk mendapatkan permukaan yang lebih bagus. Enamel juga dapat digunakan sebagai isolasi listrik, yaitu untuk
melapisi resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung tersebut adalah
resistor, antara lain : nikrom, konstantan).
Dalam
hal ini, enamel dileburkan dan kemudian tabung keramik yang sudah dililiti
kawat tersebut dicelupkan sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel.
Tujuannya di samping untuk mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan
terhadap uap, debu, dan oksidasi udara pada suhu kerja yang tinggi.
Enamel dipabrikasi dengan meleburkan komponen-komponennya
yang halus, kemudian dituangkan sedikit demi sedikit dalam keadaan meleleh ke
dalam air yang dingin hingga membentuk seperti bola, selanjutnya dihaluskan
menjadi bubuk.
Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat
dilakukan dengan cara kering maupun basah. Pada pelapisan kering, perangkat
yang akan dilapisi dipanasi hingga suhu tertentu kemudian dimasukkan ke dalam
bubuk enamel. Dengan demikian maka bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan
melapisi perangkat tersebut. Proses ini diulang berkali-kali hingga diperoleh ketebalan
lapisan yang diinginkan. Pada pelapisan basah, mula-mula enamel diaduk dengan
air sehingga menjadi bubur enamel yang digunakan untuk melapisi perangkat yang
dimaksud. Selanjutnya perangkat yang sudah dilapis tersebut dikeringkan, lalu
dipanaskan dengan oven sehingga enamel meleleh dan dengan demikian melapisi
perangkat.
Untuk
keperluan pelapisan ini, koefisien muai panjang enamel harus diusahakan sama
dengan muai panjang perangkat yang dilapisi. Komponen elamen untuk pelapisan
resistor tabung (kaca boron-timah hitam dengan mangan peroksida) adalah sangat
sederhana yaitu : 27% PbO, 70% H3BO3 dan 3% MnO2. Titik lebur enamel ± 600oC.
Enamel akan hilang warnanya dan sebagian akan melarut jika direndam dalam air
dalam waktu yang lama. Untuk menambah ketahanan enamel terhadap air dan panas
biasanya ditambahkan pasir kuarsa. Sedangkan untuk menambahkan kemampuan
lekatnya, enamel yang digunakan untuk melapisi baja atau besi tulang, ditambah
Ni dan Co.
5.
Fiber Optic (Serat optik) adalah saluran
transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada
di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar
daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser
karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Serat optik terdiri dari 2
bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung
dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan
memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core
lagi.
Gambar 2.1 Bagian – Bagian Serat Optik
Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara
garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Multimodestep index. Pada jenis serat
optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya terjadi dengan
melalui beberapa lintasan cahaya, karena itu disebut multimode. Diameter inti
(core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651 sebesar 50 m m dan dilapisi
oleh jaket selubung (cladding) dengan diameter 125 mm. Pada jenis multimode
step index ini, diameter core lebih besar dari diameter cladding. Berikut ini
adalah gambar yang menunjukkan pemanduan cahaya pada fiber optik:
2.2Multimodestep index
2.
Multimode Graded Index
Pada jenis serat optik multimode graded index ini. Core terdiri dari
sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias
tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas
core-cladding. Akibatnya dispersi waktu berbagai mode cahaya yang merambat
berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaaan. Berikut adalah
gambar perambatan gelombang dalam multimode graded index.
Gambar 2.3Fiber Optik Multimode Graded Index
3. Single Mode
Serat optik single mode/monomode mempunyai diameter inti (core) yang
sangat kecil 3 – 10 m m, sehingga hanya satu berkas cahaya saja yang dapat
melaluinya. Oleh karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh index
bias terhadap perjalanan cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya cahaya
dari ujung satu sampai ke ujung yang lainnya (tidak terjadi dispersi). Dengan
demikian serat optik singlemode sering dipergunakan pada sistem transmisi serat
optik jarak jauh atau luar kota (long haul transmission system).
Sedangkan graded index dipergunakan untuk jaringan telekomunikasi lokal (local
network).
Gambar 2.3 Single Mode
Salah satu aplikasi untuk kaca adalah kaca tahan panas yang banyak dikembangkan saat ini
BalasHapus