A. TUJUAN
Tujuan
dari pembuatan alat ini adalah :
1. Membuat
sistem pengaman dari multiplekser
2.
Membuktikan diagram kebenaran
multiplekser dengan menggunakan IC 74153
3. Mengaplikasikan
sistem pengaman pada motor
B. RANGKAIAN
DAN DAFTAR ALAT
Rangkaian
project
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
1. PCB :
1 buah
2.
LED :8 buah
3.
Saklar putar :1 buah
4.
Saklar geser :4 buah
5.
IC DM74153N :1 buah
6.
Resistor 330 ohm :8 buah
7.
IC ULN 2003 : 1 buah
8.
Kabel jumper : secukupnya
9.
Tamia full set :1 buah
10. Baterai 9 volt :
2 buah
11. Plat plastik :
secukupnya
12. Port out :
1 buah
C. ULASAN
CARA KERJA RANGKAIAN
Dalam
alat ini ada lima keadaan yaitu
1. Keadaan
pertama
-
A, B, G dalam keadaan LOW dengan indikasi
LED mati.
-
Saklar putar dikondisikan pada posisi
IC0
2. Keadaan
kedua
-
A dalam keadaan HIGH, dan B,G dalam
keadaan LOW
-
Saklar putar dikondisikan pada posisi
IC1
3. Keadaan
ketiga
-
B dalam keadaan HIGH, A, G dalam keadaan
LOW
-
Saklar putar dikondisikan pada IC2
4. Keadaan
keempat
-
A, B dalam keadaan HIGH dan G dalam
keadaan LOW
-
Saklar putar dikondisikan pada IC3
5. Keadaan
kelima
-
A, B dalam keadaan LOW, G dalam keadaan
HIGH
-
Saklar putar dikondisikan pada IC0
D. PROSEDUR
PENGUJIAN ALAT
Pada
pengujian alat ini, langkah – langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menghubungkan
rangkaian ke Catu Daya dengan tegangan masukannya 9 Volt
2. Tegangan
masuk IC Regulator sehingga keluarannya stabil sebesar 5 Volt
3. Masukan
menuju inputan IC
4. Out
put dari IC 74153 dihubungkan ke inputan IC ULN 2003
5. Kemudian
Out put dari IC ULN 2003 dihungkan ke dinamo motor
6. Menghubungkan
IC0-IC3 ke saklar putar
7. Mengeset
A, B, G dalam dua kondisi yaitu LOW atau HIGH menggunakan saklar geser
8. Mengeset saklar putar sesuai dengan kodisi A dan B
E. DATA
PENGUJIAN ALAT
No.
|
Select Input
|
Data Input
|
Stobe
|
Out Put
|
||||
A
|
B
|
IC0
|
IC1
|
IC2
|
IC3
|
|||
1.
|
0 V
|
0 V
|
4.8 V
|
0 V
|
0 V
|
1.63 V
|
0 V
|
IC0
|
2.
|
4.9 V
|
0 V
|
1.74 V
|
4.9 V
|
1.7 V
|
1.69 V
|
0 V
|
IC1
|
3.
|
64.3 m V
|
4.9 V
|
1.72 V
|
1.69 V
|
4.86 V
|
1.6 V
|
0 V
|
IC2
|
4.
|
4.9 V
|
4.9 V
|
1.8 V
|
1.8 V
|
1.79 V
|
4.9 V
|
0 V
|
1C3
|
5.
|
0.7 mV
|
1.5 V
|
4.96 V
|
1.68 V
|
1.67 V
|
1.65 V
|
4.96 V
|
0.92 V
|
6.
|
4.95 V
|
3 mV
|
1.75 V
|
4.9 V
|
1.72 V
|
1.72 V
|
4.96 V
|
1 V
|
7.
|
3.7 mV
|
4.96 V
|
1.76 V
|
1.7 V
|
4.7 V
|
1.73 V
|
4.96 V
|
1,01 V
|
F. PEMBAHASAN
Pada pembuatan multiplekser
sebagai sistem pengunci pada motor, yaitu mengaplikasikan IC DM74153N untuk
sistem pengunci. Masukan berupa catu daya sebesar 9 volt dan menggunakan IC
regulator, yang berfungsi sebagai penstabil tegangan masukanny sehinggaa
teganygan yang di hasilkan adalah 5 volt, karena IC 74153 merupakan IC TTL yang
hanya bekerja pada tegangan masukan sebesar 5 Volt. Masukan dihubungkan ke pin
16 sebagai masukan IC. Untuk IC0, IC1, IC2, IC3 dihubungkan ke saklar putar,
dan Out put IC dihungkan ke inputan IC ULN 2003 yang kemudian dihubungkan pada
dinamo. Setelah itu, kita dapat menset masukan A, B, dan strobe dari luar,
dengan saklar geser. Ketika A, B dan G dalam keadan LOW atau tegangannya adalah
0 Volt, maka keluarannya pada IC0, sehingga kita arahkan keluaran saklar putar
ke IC0 keluaran sebesar 4.8 Volt, dengan demikian sehingga motor dapat bergerak
(ban tamia bergerak). Ketika keadaan ini, jika saklar putar tidak pada posisi
IC0, atau dalam artian posisi IC1, IC2 dan IC3 maka motor tidak akan bergerak.
Hal ini sesuai dengan tabel kebenaran Multiplekser sebagai sistem pengunci.
Untuk keadaan kedua yaitu A
dalam keadaan High sebesar 4.9 Volt dan B serta G dalam keadaan LOW, maka
keluarannya adalah pada IC1 yaitu sebesar 4.9 Volt, sehingga motor akan
bergerak jika saklar putar keluarannya kita arahkan pada IC1. Ketika saklar
putar tidak mengarah pada IC1, maka motor tidak bergerak. Hal ini sesuai dengan
tabel kebenaran Multiplekser sebagai sistem pengunci.
Untuk keadaan ketiga yaitu B
dalam keadaan High sebesar 4.9 Volt dan A, G dalam keadaan LOW. Maka keluaran
yang aktif adalah IC2, sehingga kita arahkan saklar putar ke keluaran IC2 yaitu
sebesar 4.86 Volt dan motor nya akan bergerak. Jika kita tidak mengarahkan
saklar putar ke IC2 maka motor akan tetap diam. Hal ini sesuai dengan tabel
kebenaran multiplekser sebagai sitem pengunci.
Pada keadaan ke empat yaitu
A dan B dalam keadaan HIGH yaitu masing-masing sebesar 4.9 Volt. Dan Stobe
dalam keadaan LOW, sehingga saklar putar kita arahkan pada IC3 dan tegangannya
sebesar 4.9 Volt. Ketika saklar putar diarahkan selain IC3 maka motor tidak
bergerak.
Untuk keadaan kelima yaitu
A, B LOW dan Strobe dalam keadaan HIGH, maka tidak ada keluaran, dalam artian
motor tidak bergerak. Hal ini di sebabkan, jika strobe dalam keadan HIGH maka
multiplekser dalam keadaan disible.
Untuk keadaan A, G High dan
B LOW, dan B, G High dan B strobe. Keadaan ini sama dengan keadaan sebelunya
yaitu tidak ada keluaran dalam arti motor tidak akan menyala.
Tabel kebenaran multiplekser
INPUT
|
OUT PUT
|
Keterangan
|
||
A
|
B
|
G
|
||
L
|
L
|
L
|
IC0
|
unsible
|
H
|
L
|
L
|
IC1
|
unsible
|
L
|
H
|
L
|
IC2
|
unsible
|
H
|
H
|
L
|
IC3
|
unsible
|
L
|
L
|
H
|
0
|
disible
|
Untuk praktikunm alat ini
sudah sesuai dengan tabel kebenaran dari multiplekser. Sehingga alat ini sudah
sesuai dengan pengoperasian multiplekser.
G. KESIMPULAN
Simpulan
dari pembahasan di atas adalah
1. Di
hasilkan alat pengunci motor dengan aplikasi multiplekser
2. Alat
ini sudah sesuai dengan tabel kebenaran multiplekser
3. Multiplekser
dapat di aplikasikan untuk sistem pengunci pada motor
H. LAMPIRAN
1. Foto-foto
kegiatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan baik dan bijak