I.
Pendahuluan
Pelajaran utama yang dapat kita amati dari
berbagai kejadian disekitar kita adalah bahwa segala sesuatu tidak pernah
kekal.
Semua yang ada di bumi bisa muncul dan musnah kembali, seperti sungai,
danau, gunung, samudera dan lainnya. Fenomena lain yang kita lihat adalah bahwa
segala sesuatu yang ada sekarang adalah hasil kejadian masa lalu, yang dapat
berulang kembali. Banyak masalah utama yang harus dijawab yang berkaitan dengan
hal ini, misalnya material dan proses yang membentuk bumi seperti bentuk yang
kita saksikan sekarang ini.
Pada mulanya manusia menganggap bumi berbentuk
datar, dikelilingi oleh samudera sehingga orang tidak berkeinginan untuk
berlayar jauh di lautan (takut jatuh). Namun, sejak sekitar 1500 SM bangsa
Mesir telah berhasil mengamati jalannya matahari dan bulan sehingga dapat
menciptakan kalender. Sekitar tahun 585, ilmuwan Yunani, dengan mengamati
gerhana bulan, menyimpulkan bahwa bulan memantulkan cahaya matahari. Tiadak
lama kemudian, Phytagoras mengemukakan pandangannya bahwa bumi berbentuk bulat.
Pada waktu itu masyarakat masih percaya bahwa bumi adalah pusat alam semesta,
di keliingi oleh bulan dan matahari. Sekita tahun 200 SM, seorang ahli
matematika berhasil menghitung keliling bumi. Selanjutnya, sejak awal tahun 1600-an
orang menyadari bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta, melainkan hanya salah
satu planet yang mengelilingi matahari. Tiga abad kemudian ( 1918) muncul
kesimpulan baru bahwa matahari bukanlah pusat alam semesta, melainkan hanya
satu dari jutaan bintang yang ada di alam semesta yang membentuk gugus yang
disebut galaksi, dan dinamai galaksi milky way atau bima sakti.
II.
Pembahasan
A.
Lapisan bumi
Pengetahuan kita tentang struktur dalam bumi
masih sangat terbatas. Djoko Santoso mengungkapkan bahwa lubang terdalam yang
pernah digali manusia adalah sekitar 2100 m di Brazil. Sementara itu batuan
terdalam yang pernah dipelajari manusia berasal dari kedalaman 8000 m, diambil
dengan pengeboran-dalam. Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar
tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan
planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta
km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km.
Bumi
memiliki 2 macam lapisan, yaitu lapisan internal (dalam) dan lapisan eksternal
(luar). Lapisan dalam merupakan lapisan pembentuk bumi. Sedangkan lapisan luar
merupakan lapisan yang melindungi bumi dari meteor atau benda-benda luar
angkasa lainnya. Secara struktur lapisan dalam bumi, dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu sebagai berikut:
1)
Kerak bumi (crush). Kerak bumi memiliki ketebalan yang
berbeda-beda, didaerah samudera tebalnya sekitar 10 km, sementara di bagian
benua tebalnya beragam antara 30 hingga 40 km. Kerak bumi merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan
bumi) dan juga merupakan lapisan batuan
yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat
tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Kerak bumi ini dapat
dibagi 2 yaitu:
Ø Lapisan
granitis yaitu lapisan yang kaya akan batuan granit, lapisan ini tidak dijumpai
di dasar samudra.
Ø Lapisan
basaltis yaitu lapisan yang kaya akan material basalt.
Kerak bumi ini dingin
dan padat terapung diatas lapisan mantel yang cair liat. Kerak bumi (crust) ,
selagi dalam bentuk solidnya bersifat mobile dan mengapung diatas cairan magma.
Menurut teori tektonik lempeng, terjadi arus konveksi dibawah lapisan crust ini
memaksa magma (batuan panas/cair, yang bergerak plastis) untuk bergerak keatas.
Pada titik-titik tertentu (biasanya pada mid-ocean) magma membentuk
celah/palung dan menerobos ke permukaan. Hal ini akan menyebabkan lempeng
saling bergerak menjauh atau saling bertabrakan secara gradual. Jika pergerakan
ini terjadi dengan tiba-tiba, terjadilah gempa. Suhu di bagian bawah kerak bumi
mencapai 1.100 0C. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga
kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2)
Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang
terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai
3.000 0C dan pada umumnya mantle dibagi menjadi 3 yaitu:
Ø Lhitosfer, letaknya
paling atas dari selimut bumi, terdiri dari materi-materi yang berwujud padat
dan kaya silisium dan aluminium, tebalnya sekitar 50-100 km. Bersamaan dengan
kerak bumi sering disebut dengan lempeng lhitosfer yang mengapung diatas
lapisan yang agak kental yaitu astheonosfer.
Ø Astheonosfer,
lapisan dibawah lhitosfer yang wujudnya agak kental, kaya dengan silisium,
aluminium dan magnesium. Tebal lapisan ini sekitar 130-160 km
Ø Mesosfer, lapisan
yang lebih berat dan tebal, kaya dengan silisium dan magnesium. Tebalnya sekitar 2400-2750 km.
3)
Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair,
dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat
pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar
dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri
atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 0C. Inti dalam merupakan
pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini
terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 0C. Djoko
Santoso menjelaskan bahwa batas antara mantle dan inti bumi sudah dapat
diperkirakan karena adanya perbedaan densitas yang mendadak, yaitu dari 5,5
gr/cc menjadi 10 gr/cc yang mewakili lapisan inti bagian atas, sedangkan bagian
dalam memiliki densitas sekitar 13 gr/cc. Isi inti bumi kira-kira mencakup 16%
dari isi bumi secara keseluruhan. Perjalanan gelombang gempa menunjukkan adanya
zona yang tidak dapat merambatkan gelombang S yang memiliki ciri tidak dapat
merambat dalam cairan. Oleh karena itu, diperkirakan inti bumi bersifat cair.
Setelah melalui inti bumi, gelombang gempa hanya tinggal gelombang P saja. Pada
kedalaman 5150 km, gelombang P menunjukkan adanya perubahan yang mendadak.
Batas ini ditafsirkan sebagai batas antara inti bagian luar dan inti bagian
dalam yang di duga bersifat padat. Ini dijelaskan dari meningkatnya kecepatan gelombang
kompresi P.
Namun
sebenarnya pada saat ini ditemukan sebuah fakta bahwa bumi tidak lagi hanya
mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan. Pengukuran-pengukuran dan
percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi nukleus dari
bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari
permukaan bumi. Di bawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid,
dan hal ini pada waktunya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini
dikelilingi suatu lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti
bahwa ada dua lapisan di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam
pusat yang dikelilingi lapisan zat cair. Hal itu diketahui sesudah alat-alat
pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang jelas antar
lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras,
kita akan menemukan lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang
berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, di mana masing-masing
itu berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang berbeda-beda.
Gambar ini
menunjukkan tujuh lapisan bumi, memberitahukan bahwa kerak bumi adalah lapisan
sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan berbeda-beda ketebalannya, lalu
disusul lapisan-lapsan yang terdiri zat cair, dan diakhiri dengan yang lapisan
ketujuh, yaitu nukleus padat. Para ilmuwan juga menemukan bahwa atom terdiri
dari tujuh lapisan atau tingkatan, dan hal ini membuktikan keseragaman ciptaan,
di mana bumi mempunyai tujuh lapisan dan atom-atom mempunyai tujuh lapisan
juga. Tujuh lapisan bumi itu sangat berbeda-beda dari segi struktur, kepadatan,
suhu dan bahannya.
III. Kesimpulan
Lapisan bumi terbagi menjadi 3
bagian yaitu :
1. Kerak
bumi
2. Selimut atau
selubung (mantle)
3. Inti bumi
(core).
IV. Daftar Pustaka
Santoso,
Djoko., 2002, Pengantar Teknik Geofisika, Bandung : Institut Teknologi
Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan baik dan bijak